Minggu, 27 April 2014

KEPUASAN PELANGGAN. REVIEW : Bakul Tukul Tebet

Kepuasan  pelanggan menurut Zeithaml sebagaicostomer’s evaluation of a product or service in terms of whether that product or service has met their needs and expectation”. Dengan demikian kepuasan pelanggan merupakan perilaku yang terbentuk terhadap barang atau jasa sebagai pembelian produk tersebut. Kepuasan pelanggan sangat penting karena akan berdampak pada kelancaran bisnis atau perusahaan. Pelanggan yang merasa puas pada produk/jasa yang digunakannya akan kembali menggunakan jasa/produk yang ditawarkan. Hal ini akan membangun kesetiaan pelanggan.
Kepuasan pelanggan sendiri diartikan sebagai suatu keadaan dimana harapan konsumen terhadap suatu produk sesuai dengan kenyataan yang diterima tentang kemampuan produk tersebut oleh konsumen. Jika produk tersebut jauh dibawah harapan pelanggan maka ia akan kecewa. Sebaliknya jika produk tersebut memenuhi harapan pelanggan, maka ia akan senang. Harapan pelanggan dapat diketahui dari pengalaman mereka sendiri saat menggunakan produk tersebut, omongan orang lain dan informasi iklan.
Dari beberapa uraian definisi kepuasan, maka secara umum kepuasan dapat diartikan sebagai antara layanan atau hasil yang diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan pelanggan atau bahkan melebihinya.  Dalam era kompetisi bisnis yang ketat seperti sekarang, kepuasan pelanggan merupakan hal yang utama, pelanggan diibaratkan seorang raja yang harus dilayani namun hal ini bukan berarti menyerahkan segala-galanya kepada pelanggan.  Usaha memuaskan kebutuhan pelanggan harus dilakukan secara menguntungkan atau bersifat win-win situation yaitu keadaan dimana kedua belah pihak merasa menang dan tidak ada yang dirugikan.
Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan maka seluruh orang yang terlibat dalam operasional perusahaan harus memahami nilai-nilai pelayanan. Nilai pelayanan yang sebenarnya terletak pada kesungguhan empat sikap P, oleh Patricia Patton yaitu Passionate (gairah), Progressive (progesif), Proactive (proaktif), dan Positive (positif) dari orang-orang yang bertanggung jawab memberikan pelayanan tersebut.
1.      ”Passionate” (Gairah)
Kita perlu memiliki gairah untuk menghasilkan semangat besar terhadap pekerjaan, diri sendiri dan orang lain. Antusiasme dan perhatian yang kita kita bawakan pada pelayanan sepenuh hati akan membedakan bagaimana kita memandang diri sendiri dan pekerjaan. Dari tingkah laku dan cara memberi pelayanan kepada para pelanggan, pelanggan akan mengetahui apakah kita menghargai mereka atau tidak. Gairah berarti menghadirkan kehidupan dan vitalitas dalam pekerjaan. Jika kita memiliki gairah hidup yang tinggi, kita cenderung akan memberikan pelayanan dengan senyum, vitalitas, dan antusiasme yang akan menular kepada orang-orang yang kita layani, sehingga mereka akan merasa senang bekerja sama, berbisnis dan berkomunikasi dengan kita.
2.      ”Progressive” (Progesif)
Dalam memberikan pelayanan sepenuh hati, perlu senantiasa berusaha menciptakan cara-cara baru yang lebih efektif, efisien, dan menarik untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Setiap orang tidak akan pernah puas dengan hasil yang didapatkan, untuk itu kita akan selalu berusaha memahaminya dengan mencari cara kreatif untuk mempersembahkan yang terbaik. Gairah dan pola pikir progesif, akan  menjadikan pekerjaan lebih menarik, sehingga layanan kepada konsumen jadi lebih baik Pola pikir progresif ini perlu dikembangkan karena jika pikiran terbuka, wawasan luas, kemauan belajar tinggi, keberanian menghadapi perubahan dan tidak membatasi diri pada cara-cara pelayanan yang lebih kreatif tentu maka akan membuat pelanggan merasa lebih nyaman.
3.      ”Proactive” (Proaktif)
Nilai tambah pelayanan sepenuh hati adalah alasan yang mendasari mengapa kita melakukan sesuatu bagi orang lain. Pelayanan ini diberikan karena ada kepedulian dan itu akan membuat perubahan bagi pelanggan kita. Membiarkan pelanggan kebingungan dan berjalan mondar-mandir mencari bantuan bukanlah sikap yang produktif. Walaupun pelanggan tersebut tidak mendekati kita dan bertanya kepada kita (mungkin karena malu, atau tidak tahu kepada siapa harus bertanya), kita bisa terlebih dahulu mendekati mereka dan bertanya kepada mereka barangkali saja kita bisa membantu mereka. Sikap proaktif ini juga dapat dipupuk dengan senantiasa bekerja lebih dari sekedar apa yang seharusnya kita lakukan dan secara aktif berupaya menemukan cara baru untuk menambah makna dan rasa cinta pada pekerjaan dan bisnis yang kita tekuni.
4.      ”Positive” (Positif)
Bersikap positif mendorong kita untuk tidak mudah patah semangat atas masalah yang kita hadapi. Bersikap positif membimbing kita untuk lebih fokus pada penyelesaian bukannya pada masalah. Berlaku positif sangat menarik, karena sikap ini bisa mengubah suasana dan menebar kegairahan pada hampir semua interaksi dengan pelanggan. Berlaku positif berarti menyambut hangat para pelanggan, dan melayani pertanyaan dan permintaan mereka dengan sepenuh hati. Bersikap positif akan memancarkan keyakinan kepada pelanggan, bahwa kita mampu memberikan jawaban bagi pertanyaan mereka dan solusi atas semua masalah yang mereka hadapi. Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan adalah memberi pelayanan dengan senyum, karena senyuman adalah bahasa universal dan positif yang dipahami semua orang.
Menurut Tjiptono (2002 : 24) terciptanya kepuasan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, men jadi dasar bagi pembelian ulang dan menciptakan loyalitas pelanggan serta rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.  Menurut Kotler (2003 : 140) Hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat dimana pelanggan mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuatdan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan.
Kesetiaan pelanggan tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari pelanggan itu sendiri dari pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sudah sesuai dengan harapan, maka proses pembelian ini terus berulang. Hal ini dapat dikatakan bahwa telah timbul kesetiaan pelanggan. Bila dari pengalamannya, pelanggan tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan berhenti untuk mencoba merek-merek lain sampai ia mendapatkan produk atau jasa yang memenuhi kriteria yang mereka tetapkan. Loyalitas merupakan besarnya konsumsi dan frekuensi pembelian dilakukan oleh seorang pelanggan terhadap suatu perusahaan. Dan mereka berhasil menemukan bahwa kualitas keterhubungan yang terdiri dari kepuasan, kepercayaan dan komitmen mempunyai hubungan yang positif dengan loyalitas.
Dalam mengukur kesetiaan, diperlukan beberapa attribut yaitu :
1.      Mengatakan hal yang positif tentang perusahaan kepada orang lain
2.      Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain yang meminta saran
3.      Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan pertama dalam melakukan pembelian jasa
4.      Melakukan lebih banyak bisnis atau pembelian dengan perusahaan beberapa tahun mendatang.
Tjiptono (2002:85) mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas pelanggan yaitu :
1.    Pembelian ulang
2.    Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut
3.    Selalu menyukai merek tersebut
4.    Tetap memilih merek tersebut
5.    Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik
6.    Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.
B. PERBANDINGAN TEORI DENGAN INFORMASI DI RM. “BAKUL TUKUL ” TEBET.
1. Profil Perusahaan
Nama                    : BAKUL TUKUL
Alamat                  : -Jalan Tebet Utara Dalam No.2, Tebet, Kota Jakarta Selatan,
   -Jalan Sutan Syahrir No.1D, Menteng, Kota Jakarta Pusat
Visi                         : Menjadikan Bakul Tukul  rumah makan yang mengglobal
Misi                        : Menyediakan makanan yang murah, meriah, dan sehat.
2. Implementasi Materi Pada Perusahaan.
Bapak Prabowo, General Manajer Bakul Tukul , menceritakan sedikit mengenai perjalanan bisnisnya di bidang penyediaan kuliner. Banyak orang berpikiran bahwa dalam memulai bisnis sangatlah berat terkait dengan modal, namun beliau menjelaskan bahwa keberanian memulai bisnis lebih penting daripada keberadaan modal karena banyak orang yang sukses memulai bisnisnya dengan modal nol. Sebagai contoh, surabi bandung memulai bisnis tanpa modal. Dengan ‘menjual’ ide bisnisnya, surabi bandung menawarkan konsep pembagian hasil dengan presentase 70% & 30%.
Hal yang paling penting bagi beliau adalah kualitas SDM. Dengan aplikasi ilmu semasa kuliahnya dengan IPK 2,75 pada waktu itu dengan standar kelulusan 2,50, beliau dapat mengubah konsepsi dari apa yang dipelajarinya dalam kuliah ke dalam suatu bisnis yang cukup besar. Beliau secara gamblang membicarakan mengenai aplikasi marketing mix yang diimplementasikan kedalam sebuah usaha/bisnisnya:
·         Place
Hal pertama-tama yang menjadi focus dalam memulai bisnis bagi bapak Prabowo adalah dimana dia akan memulai bisnisnya. Karena sebuah bisnis akan dapat berjalan dengan lancer dan mudah ketika ditempatkan pada tempat yang sesuai. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, ia menceritakan bahwa ketika beliau memulai bisnisnya, lokasi penempatan bisnisnya dianalisis berdasarkan peluang pasar dengan radius 2-5 km dari tempat bisnisnya, lalu lintas pejalan kaki yang melewati tempat bisnisnya, fasilitas kendaraan yang melalui lokasi, dan lain sebagainya. Hal ini terbukti dengan penempatan Bakul Tukul  yang ada di tebet berada di jalan yang lalu lintasnya sangat macet di jam-jam tertentu yang dapat dengan mudah membuat orang merasa bosan menunggu antrian kendaraan sehingga memutuskan untuk menepi dan menikmati santap sore atau malam di tempatnya. Selain itu, lokasi di sekitarnya banyak terdapat distro dan tongkrongan anak-anak muda yang juga menjadi sasaran bisnisnya.
·         Branding
Pemilihan Bakul Tukul  sebagai brand adalah sebuah proses perjalanan yang unik karena pada kesempatan sebelumnya beliau membuka usaha seafood dan ayam goreng. Untuk branding produknya kemudian dipilihnya label ayam goreng kabayan. Kemudian pak bowo berpikiran untuk menciptakan merek yang mudah diingat. Lalu kemudian dipilih lah Bakul Tukul  sebagai brand bisnis selanjutnya yang kemudian berkembang hingga saat ini.
·         People
People, atau SDM, merupakan hal yang terpenting bagi perkembangan bisnis pak bowo. Menurut beliau, hal yang sangat sulit dilakukan mengenai bisnis khususnya bisnis kuliner / makanan adalah mencari orang-orang yang kompeten di bidangnya. Hal ini sangatlah masuk akal terkait cerita yang beliau sampaikan bahwa beliau pernah membuka bisnis seafood, dan mengolah masakan yang berbahan ikan-ikan laut, dll sangatlah memerlukan keterampilan yang tinggi dan tidak semua orang dapat mengolah bahan mentah dari laut dengan baik. Hal inilah yang kemudian menjadi focus pak bowo dalam mengembangkan bisnisnya. Dengan segenap kemampuan dan pengalaman, pak bowo mempekerjakan orang yang kompeten di bidangnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan. Uniknya adalah, pak bowo adalah salah satu orang yang memiliki sifat ‘serakah’ dalam bekerja. ‘serakah’ disini dikonotasikan sebagai keinginan untuk mengerjakan hal sebanyak-banyaknya seorang diri. Desain logo, background panggung, belanja bahan-bahan mentah dan pernak-pernik dinding di Bakul Tukul  Tebet ini pun dikerjakannya seorang diri. Bahkan seorang temannya pernah berkata pada beliau “kalo bisa, elu juga pasti yang bakal ngepel”. Hal ini dapat dianalisis secara sederhana bahwa dengan melakukan pekerjaan lebih banyak seorang diri, maka cost yang dikeluarkan untuk hal-hal tersebut dapat ditekan. Hal inilah yang dilakukan oleh pak bowo.
·         Product
Dalam bisnisnya, pak bowo sangat memperhatikan produk yang ditawarkan kepada pelanggannya. Ia menyebutkan dengan sederhana namun sangat masuk akal mengenai pemilihan bahan makanan yang akan dijualnya kepasar. Beliau memilih menu ayam dan bebek pada menu umumnya yang ada di Bakul Tukul  Tebet. Alasan pertama beliau memilih bahan-bahan tersebut adalah karena keyakinan beliau adalah Islam dan akhirnya beliau memilih untuk tidak menjual produk babi ke pasar. Hal ini diperkuat dengan pendapat beliau bahwa dengan menjual produk babi ke pasar, maka pasar yang menjadi target penjualan menjadi terlalu segmented (terfokus) dan cakupan pasarnya menjadi lebih sempit dan sedikit karena orang islam tidak akan makan di tempatnya dikarenakan ia menjual produk babi. Beliau juga tidak menjual produk-produk dengan unsure alcohol. Beliaupun memilih menyajikan produk nasi putih karena memang memiliki peluang keuntungan yang sangat besar. Dengan hanya memerlukan beberapa gram beras untuk seporsi nasi dengan disertakan lauk, secara logika sederhana akan dihasilkan keuntungan yang sangat banyak untuk penyediaan produk nasi putih. Namun uniknya, hal tersebut malah digunakan sebagai “senjata andalan” untuk menyiasati rasa cinta konsumen terhadap Bakul Tukul . Dengan menawarkan harga nasi putih beserta lalap dan sambal per orang, Bakul Tukul  mengincar pelanggan dengan memberikan kepuasan berupa free refill untuk nasi dan lalapan untuk setiap orang yang datang dan makan di Bakul Tukul .

·         Price
Dalam penetapan harga, Bakul Tukul  tidak ingin ‘sembarangan’. Pak bowo menjelaskan bahwa rata-rata penyedia makanan menetapkan harga jual sekitar 140% dari harga produksi. Hal inilah yang kemudian disiasati oleh Bakul Tukul  untuk menarik konsumennya. Dengan uang sebesar Rp. 22.000,- saja misalnya, beberapa waktu lalu kami per orang telah mendapatkan paket berisi nasi putih, lalap, sambal, dan sepotong ayam. Harga memang menjadi alat ukur nilai suatu barang bagi produsen sekaligus menentukan segmentasi pasar target dari operasi perusahaan, namun Bakul Tukul  tidak ingin menetapkan harga yang terlampau tinggi untuk meraup keuntungan dari pasar. Pak bowo bersama Bakul Tukul  nya memiliki prinsip mengambil keuntungan kecil dengan kuantitas penjualan sebesar-besarnya. Hal ini kemudian secara logis menjadi sebuah senjata rahasia Bakul Tukul  dalam meraih hati pelanggannya. Dalam analoginya, beliau memberikan pemikiran kepada kami bahwa “ketika saya berburu di hutan, saya akan memilih menembak 10 ekor kijang daripada menjatuhkan seekor gajah. Memang seekor gajah memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan seekor kijang per ekornya. Namun dengan kuantitas yang tinggi, sekumpulan kijang akan memiliki daging yang lebih banyak dibandingkan dengan seekor gajah”.
·         Promotion
Promosi merupakan point penting dalam sebuah perusahaan penyedia produk kuliner. Dengan promosi yang baik, maka nama sebuah perusahaan akan dapat dikenal lebih baik oleh konsumen / pasar. Bakul Tukul , dalam berpromosi, memiliki kiat unik yaitu dengan memperkenalkan menu-menu baru dalam periode waktu tertentu. Misalnya, ketika kemarin kami mengunjungi Bakul Tukul  Tebet, mereka menyajikan paket Lebay untuk disajikan di hadapan kami. Dinamakan ‘Paket Lebay’, menurut pak Bowo, adalah karena dengan harga seperti itu dibandingkan dengan santapan yang disajikan beserta free refill nasi beserta lalap dan sambalnya, adalah sebuah hal yang lebay karena hal tersebut berlebihan dan relative sangat murah jika dibandingkan dengan produk sejenis di tempat lain.
Demikianlah paparan yang disajikan oleh pak bowo terkait marketing mix yang kemudian digunakan juga untuk meraih kepuasan pelanggan yang kemudian menjadi keuntungan tersendiri bagi Bakul Tukul.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar